Satu Langkah Lagi El Salvador Akan Jadikan Alat Pembayaran Yang SAH,Bitcoin Kembali Pulih US$35.000.

Satu Langkah Lagi El Salvador Akan Jadikan Alat Pembayaran Yang SAH,Bitcoin Kembali Pulih US$35.000.
Representations of cryptocurrency Bitcoin are seen in this picture illustration taken June 7, 2021. REUTERS/Edgar Su/Illustration https://www.aljazeera.com/

tnol.co.id– Harga Bitcoin berada dalam mode pemulihan pada Rabu (9/6), di tengah meningkatnya kekhawatiran inflasi dan harapan untuk adopsi massal setelah parlemen El Salvador menyetujui uang kripto itu sebagai alat pembayaran yang sah.

Mengutip data CoinDesk, harga Bitcoin pada pukul 19:26 WIB ada di US$ 35.198,47 naik 6,4% dibanding posisi 24 jam sebelumnya, setelah Selasa (8/6) terpuruk langsung turun ke US$ 31.000, ke level terendah.

Data yang China rilis pada Rabu menunjukkan Indeks Harga Produsen (PPI), juga dikenal sebagai tingkat inflasi pabrik, bulan lalu sebesar 9%, kenaikan year on year terbesar sejak September 2008 silam.

PPI China biasanya menambah tekanan inflasi di seluruh dunia karena negeri tembok raksasa adalah pembeli dan pemasok utama secara global.

“Peningkatan biaya di mana-mana, khususnya di China, akan menambah tekanan inflasi global,” kata Dariusz Kowalczyk, Ekonom Crédit Agricole, kepada kepada Financial Times, seperti dilansir CoinDesk.

“Saya pikir, kita akan hidup dengan inflasi yang lebih tinggi secara global, dan apa yang terjadi di China akan berkontribusi untuk itu,” ujarnya.

Tapi, itu berarti bullish untuk Bitcoin, yang secara luas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi karena laju ekspansi pasokannya berkurang setengahnya setiap empat tahun.

Sentimen positif lainnya datang dari adopsi Bitcoin oleh El Salvador. Parlemen El Salvador menyetujui Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah pada Rabu pagi, mengamanatkan semua bisnis untuk menerima uang kripto ini.

Langkah tersebut telah meningkatkan harapan untuk adopsi Bitcoin yang meluas.

Kegelisahan jangka pendek

Tekanan datang dari China atas operasi penambangan dan perdagangan kripto, di mana akun Weibo dari para pemimpin opini utama dalam crypto diblokir.

“China terus menekan crypto dengan larangan penambangan yang menghapus platform media sosial paling populer, Weibo, bersih dari akun influencer crypto,” kata Jehan Chu, Managing Partner Kenetic Capital, perusahaan investasi kripto yang berbasis di Hong Kong.

“Ini menandakan jerat pengetatan di sekitar kripto di China,” ujar dia, seperti dikutip CoinDesk.

Pasar kripto di seluruh dunia juga goyah karena investor melihat kemungkinan bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed) memulai program pelonggaran kuantitatif yang meningkatkan likuiditas.

Meskipun beberapa perusahaan investasi, termasuk Skybridge Capital dengan kepemilikan Bitcoin melebihi US$ 310 juta, mengatakan, pelonggaran kebijakan moneter AS tidak mungkin memengaruhi kripto, dengan alasan kelas aset ini memiliki ketahanan.

Sedangkan menurut Deutsche Bank, AS bisa berada di salah  satu periode inflasi terburuk dalam sejarah dengan pengeluaran pemerintah dan kebijakan moneter yang longgar kemungkinan menjadi katalis untuk menciptakan kondisi yang terakhir terlihat pada 1940-an dan 1970-an.

“Sementara fundamental jangka panjang tetap utuh, kebijakan moneter dan makroekonomi AS menyebabkan kegelisahan jangka pendek,” imbuh Chu.

Memang, Chu menambahkan, investor telah melepas beberapa investasi mereka dengan harapan masuk pada titik yang lebih rendah karena kebijakan moneter dan fiskal AS tumbuh lebih jelas.

You May Also Like

About the Author: tnolbro

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *